Alat siram tanaman otomatis sistem spray, sekaligus sistem irigasi tetes plus lampu UV otomatis dalam satu alat. Alat siram ini benar-benar 100% free energy, tanpa listrik, otomatis menyiram hanya pada siang hari. Frekuensi penyiramannya, seberapa basah / lembabnya bisa diatur sesuai keinginan. Jadi alat siram tanaman ini benar-benar 100% bekerja sendiri, ga perlu repot nyiram setiap hari. Satu-satunya yang masih saya kerjakan manual hanya melarutkan pupuk saja.
Untuk membuat alat siram sistem spray dan sistem tetes yang 100% bebas energi ini sebenarnya gampang. Tanpa atau dengan mesin timer sirampun bisa. Bahan yang dibutuhkan pompa dc mini 12v, selang untuk distribusi air, dan nozzle spray untuk pengaturan alat irigasi tetes atau spray.

1. Pompa Air (Tekanan tinggi)
Pada dasarnya semua jenis pompa air bisa digunakan, tapi karena saya ingin free energy maka saya pakai Pompa DC 12V. Pompa mini ini biasa dipakai alat cuci motor, tapi sekarang sudah banyak yang pakai untuk alat sprayer elektrik. Meskipun kecil pompa ini bertekanan tinggi, semprotannya kenceng karena pakai sistem diafragma.
Harganya di toko online mulai RP.50.000 ada. Yang perlu diperhatikan nilai PSI atau kekuatan tekanan yang dihasilkan pompa. Ada 70, 100, 120, 160 psi dan seterusnya. Semakin besar nilainya maka semakin kencang semprotannya. Jadi untuk membuat alat irigasi tetes sekaligus spray harus jenis pompa kencang, jangan pakai seperti pompa aquarium yang semburannya lemah.
2. Sumber Air Irigasi Tetes / Spray
Saya sendiri sebenarnya pakai air PAM dari kamar mandi, karena kalo musim kemarau kolam kering juga. Air dibiarkan tergenang di ember besar. Nah supaya ember ini otomatis mengisi air sendiri, mengendap, tapi tidak akan pernah luber, caranya:
- Simpan posisi ember sejajar dengan tinggi air di bak kamar mandi.
- Cara mengukurnya selang air dari bak dinaik turunkan, kalau air meluber berarti itulah posisi air sejajar dengan bak kamar mandi.
- Beri tanda dan simpan ember sejajar dengan tandanya, lebihin dikit. Jadi ember pasti selalu terisi, tapi gak akan pernah luber.
Jadi walaupun pakai air PAM, air mengendap dulu semaleman, baru besoknya dipakai siram. Ketika nyiram aeratornya juga jalan jadi bisa menambah oksigen & menghilangkan kaporit. Bisa juga pake anti klorin juga untuk menghilangkan klorin / kaporitnya.
3. Distribusi air
Air ember disedot pompa, dari pompa ini disalurkan ke pot / planter bag tanaman. Gunakan selang air yang ukurannya agak besar di awal. Sementara untuk pembagian ke planterbag / pot tanaman bisa pakai selang kecil. Sebab jika dari awal pembagian air sudah pakai selang kecil, maka tekanan pompa akan berkurang sehingga sistem irigasi spray semprotannya lemah.
Khusus untuk saluran air ke lantai atas, pakai check valve air searah. Maksudnya kalau selang air ke atas tanpa check valve, air pasti turun lagi ke bawah. Ketika nanti pompa nyala distribusi air ke atas terlambat, karen airnya turun / kosong. Maka dengan pipa searah ini air yang sudah naik, tidak akan turun karena pipa check valve ini jalur airnya cuma ke atas, kalo balik ke bawah jalurnya tertutup. Cara buat check valve di video ini.
Pompa kecil ini rupanya sangat kencang, sebelumnya saya pakai alat spray tanaman sistem kabut. Dan sekarang dipakai permanen untuk menyiram pot tanaman kuat spraynya. Bahkan bisa naik 4 meter, spray itu, bukan sistem tetes.
4. Sistem Spray / Irigasi Tetes
Untuk menentukan alat irigasi tetes atau spray itu Gampang. Cuma pakai nozzle sprayer di setiap pot. Kalau mau pake sistem spray berarti nozzle diputar agak longgar. Sementara untuk sistem tetesnya tinggal putar sampai agak mentok. Sampai airnya hanya menetes saja. lihat juga cara rakit sprayer elektrik pertanian
Harga kepala nozzle dan sambungan murah Rp.1.200 aja. Dibanding dengan nozzle bahan kuningan saya lebih suka bahan plastik. Nozzle spuyer bahan kuningan walaupun sudah diputar rapat air yang menetes masih besar. Sementara nozzle spuyer plastik ini benar-benar rapat, jadi lebih ideal untuk sistem tetes.
Dan khusus untuk sistem spray, kadang ketika pompa berhenti tekanan air berkurang. Airnya jadi tidak nyemprot kenceng, malah netes. Bisa pakai alat ini, anti drip / anti drain valve namanya. Cara kerja anti drain valve ini ketika pompa nyala (tekanan air tinggi), air akan keluar / spray. Tapi ketika pompa mati, anti drain valve akan menutup air sehingga tidak menetes.
5. Sumber daya (Solar Panel & Baterai)
Untuk menyalakan pompa pakai daya 12v dc, bisa dari aki motor / mobil. Atau dari listrik PLN pakai adaptor 12v. Tapi karena saya mau free energy total, saya pakai solar panel 15WP. Solar panel mengisi daya baterai 4 buah, barulah pompa ambil dayanya dari baterai. Baterainya bekas baterai laptop 4 biji diseri, dipararel x 2 total 8 biji. Menurut saya baterai bekas laptop ini jauh lebih bagus daripada aki bekas, apalagi daripada baterai bekas motor. Harganya juga murah, 1 pack baterai bekas laptop isi 4 harganya Rp.12.000.
Ketahanan baterai ini sangat-sangat awet. Karena seharian dicharge solar panel, pompa hanya nyiram beberapa menit aja, jadi baterai selalu full. Makanya karena baterai full terus, si baterai ini juga saya pake buat nyalain lampu pertumbuhan tanaman atau / lampu grow light, dan itupun masih nyala dari jam 6 sore ~ jam 6 pagi. Jadi siang nyiram tanaman otomatis, malemnya menyalakan lampu tanaman, otomatis juga pake alat sensor cahaya. Pokoknya alat siram canggih ini sudah 1000% serba otomatis, suerr deh… Bisa lihat video demonya di bawah:
6. Jadwal Siram Otomatis & Manual
Bagi yang tidak paham elektronik, alat siram tanaman sistem spray / tetes ini bisa dibuat manual. Ikuti saja langkah-langkah dan bahan di atas, untuk menyiram tinggal nyalakan manual saja pake stop kontak atau cetrekan listrik biasa.
Sementara kalau mau full otomatis, silahkan buat rangkaian mesin alat siram otomatis ini. Saya sudah siapkan skemanya, tinggal nyontek dan minta saja ke saya, gratis. Rangkaian ini banyak fungsinya:
- Bisa pakaai panel surya, baterai atau listrik PLN.
- karena pakai relay, menghidupkan pompa siram DC, pompa cuci motor, bahkan pompa jetpump besar sekalipun.
- Jadwal siram otomatis nyala sendiri pada siang hari karena pakai sensor cahaya.
- Timer siram otomatis bisa pilih durasinya sesuai kebutuhan. Timer versi pompa kecil 5v di sini skemanya.
- Mode siram 5 detik, mati 5 menit mirip seperti sistem irigasi tetes.
- Mode nyala 10 detik, mati 10 menit.
- Mode siram 20 detik, mati 20 menit. Sistem ini lebih menyerupai sistem spray sehingga air menyebar merata.
- Mode siram terus.
- Mode aerator saja.
- Mode off atau mati.
- Sebelum menyiram aerator akan aktif dan mengaduk air dan menambah gelembung oksigen pada sumber air.
- Lampu Tanaman / Growlight. Berhubung pompa siram nyalah hanya sebentar2, baterai selalu penuh dicas seharian. Jadi daripada tidak terpakai digunakan untuk menyalakan lampu tanaman grow light ultraviolet.